PENDATAAN PENELITIAN BIDANG MATEMATIKA DI INDONESIA


Konsistensi Bidang Keahlian Berdasarkan Pendidikan

Berdasarkan bidang pendidikan S1 responden, sebagian besar menekuni bidang Matematika (55.1%) dan Pendidikan Matematika (30.1%). Untuk bidang non Matematika sebagian besar di bidang Statistika (8.5%).

Dari seluruh responden, terdapat 25 (10.6%) responden yang tidak melanjutkan pendidikan ke S2. Responden yang melanjutkan pendidikannya ke jenjang S2 memilih UGM (31.4%) dan ITB (19.5%) sebagai tempat pendidikannya dan hanya sebagian kecil yang menempuh S2 di luar negeri. Berdasarkan bidang pendidikan S2 responden, sebagian besar memilih bidang Matematika (58.9%) dan Pendidikan Matematika (11.9%). Sementara itu untuk bidang di luar Matematika sebagian besar menempuh pendidikan di bidang Statistika (9.7%).


Berdasarkan bidang pendidikan S3 responden, sebagian besar bidang Matematika dan Pendidikan Matematika, untuk bidang non Matematika sebagian besar di bidang Statistika.



Konsistensi Bidang Keahlian Berdasarkan Bidang Riset

Konsistensi pendidikan dari responden sampai level S3 adalah sebagai berikut. Dari 86 Dosen dengan latar belakang pendidikan S1 Matematika dan S2 Matematika ada 44 atau 51.2% yang melanjutkan S3 di bidang Matematika. Dari 24 Dosen dengan latar belakang pendidikan S1 Pendidikan Matematika dan S2 Pendidikan Matematika ada 8 atau 33.3 % yang konsisten di Pendidikan Matematika. Dari 11 Dosen dengan latar belakang pendidikan S1 Statistika dan melanjutkan ke S2 Statistika ada 2 atau 18.2% yang konsisten di Statistika. Terlihat bahwa Responden yang S1 dan S2 bidang Matematika paling konsisten dari bidang lain.

Untuk tingkat S1, bidang Pendidikan Matematika masih merupakan bidang unggulan dalam penelitian. Sebanyak 26.3% dari data sampel yang diambil dalam penelitian ini mengambil topik penelitian di bidang pendidikan Matematika ketika mengambil program S1. Bidang favorit berikutnya adalah matematika terapan (20,3%). Peringkat berikutnya ditempati oleh Statistika (13.6%), Analisis (12,7%), dan Aljabar (7,6%).

Untuk program S2 bidang favorit di tingkat ini adalah Matematika Terapan (25,4%) dan Statistika (21,6%). Sedangkan bidang Pendidikan Matematika mengalami penurunan peringkat menjadi peringkat ketiga (11.9%).

Terindikasi juga bahwa matematikawan Indonesia yang konsisten melakukan riset di bidang Pendidikan Matematika ketika S1 maupun S2 hanya 33,9%, sedangkan lainnya beralih ke bidang lain. Untuk bidang Matematika Terapan, matematikawan yang konsisten melakukan riset di bidang ini, baik ketika S1 maupun S2 masih cukup tinggi (50%). Sedangkan responden lainnya ketika S2 beralih ke Statistika (18,8%), Komputer (6,2%) dan sisanya tersebar ke bidang‐bidang lain. Bidang lain yang cukup konsisten ditekuni para matematikawan Indonesia adalah Statistika. Ada sebanyak 31.2% statistikawan tetap melakukan riset di bidang statistika ketika S2, 28,1% beralih ke bidang Matematika Terapan, dan sisanya tersebar ke bidang‐bidang lainnya.

Untuk riset S3, bidang riset favorit masih ditempati Matematika Terapan (12.7%) diikuti oleh Statistika (7.2%) dan Pendidikan Matematika (5,5%), sedangkan sisanya tersebar di bidang‐bidang riset lainnya. Ada sebanyak 65,7% dari sampel tidak/belum melanjutkan pendidikan ke program S3.

Sebanyak 41,7% matematikawan dengan basis riset S1 Matematika Terapan tetap konsisten di bidang ini hingga S3 dan ada sebanyak 11,1% melakukan riset S1 di bidang Matematika Terapan, S2 di bidang Statistika namun kembali ke matematika terapan ketika S3. Untuk bidang Pendidikan Matematika, ada sebanyak 23,8% matematikawan yang konsisten melakukan riset di bidang ini dari S1 hingga S3. Selain itu, ada 16,7% pindah ke bidang Matematika Terapan dan 12,5% pindah ke statistika ketika S2 dan S3. Ada fenomena yang cukup menarik untuk bidang ini, yaitu ada sebanyak 33,3% matematikawan, yang melakukan riset bidang Analisis ketika S2, namun kembali menekuni Pendidikan Matematika ketika S3. Umumnya mereka tertarik mengambil bidang riset Analisis ketika S2 untuk meningkatkan skillmatematika mereka.
Pemetaan Penelitian Matematika di Indonesia
Dalam dunia internasional, pada umumnya riset matematika diklasifikasikan berdasarkan Mathematics Subject Classification (MSC). Tujuannya adalah membantu para researchers bidang penelitian mereka sedetail mungkin sehingga dapat digunakan sebagai suatu database penelitian. Selanjutnya dikarenakan perkembangan riset di bidang matematika, pada tahun 2000 dilakukan revisi dan hasilnya disebut sebagai MSC2000.

Dalam kajian ini, pemetaan taksonomi penelitian bidang matematika mengacu pada MSC2000. Akan tetapi MSC2000 yang terlalu detail (lihat http://www.ams.org/mathscinet/msc/msc.html), dirasa terlalu menyulitkan bagi para responden. Sehingga untuk keperluan kajian taksonomi ini, digunakan versi pendek dari MSC2000 . Versi ini diperoleh dengan tidak mengikutsertakan beberapa detail akar ilmu. Namun demikian, penyederhanaan ini tidak mengubah pengelompokan bidang riset.

Taksonomi berdasar Kelompok Bidang Keahlian (Existing Condition)
Pada akhir tahun 2004, IndoMS telah mencoba memetakan bidang riset di Indonesia, berdasar pada Kelompok (Bidang) Keilmuan (KBK) pada universitas‐ universitas di Indonesia yang mempunyai jurusan Matematika. Terdapat lima kelompok besar bidang keilmuan matematika, yaitu terapan, statistika, ilmu komputer, analisis dan aljabar (lihat Gambar 1).
Jika dibandingkan dengan taksonomi berdasar MSC2000, pemetaan berdasar KBK masih dirasa terlalu umum, sehingga kurang memberikan gambaran mengenai taksonomi matematika di Indonesia. Oleh karena itu, dilakukan survey lanjutan pada tahun 2009 untuk melihat taksonomi Matematika di Indonesia berdasar klasifikasi MSC2000. Pada akhir November 2009, IndoMS membentuk 9 bidang riset Indoms (lihat Bagian 5 tentang Pengembangan Keorganisasian). Hasil survey disajikan dalam Gambar 2 berikut :
Dari Gambar 2, berdasar hasil survey, riset matematika di Indonesia yang terbesar adalah bidang Statistika (21%). Riset di bidang Pendidikan Matematika menduduki peringkat kedua (18%). Riset bidang Terapan menduduki peringkat ketiga (17%). Jika dibandingkan dengan Gambar 1, dimana terapan menduduki peringkat pertama sebesar 35% lebih, maka hal ini dapat dijelaskan bahwa taksonomi berdasar MSC2000 lebih detail dari sebelumnya. Lain halnya dengan bidang Statistika, prosentasi dikedua taksonomi menunjukkan konsistensi, yaitu sebesar 21%. Sementara bidang‐bidang lain berapa pada kisaran prosentase sebelumnya. Dengan demikian Gambar 2 dapat mewakili taksonomi riset matematika di Indonesia.
Salah satu peran KNRT dalam menyediakan anggaran secara kompetitif untuk penelitian bagi ilmu dasar umumnya dan matematika khususnya adalah dalam bentuk program insentif. Program insentif antara tahun 2004‐2009 menunjukkan peningkatan peran matematika yang cukup baik.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar