Sistem pendidikan di Indonesia

Sistem pendidikan di Indonesia adalah keseluruhan usaha dan kegiatan pendidikan yang terjadi di lingkungan keluarga, masyarakat dan sekolah. Sistem itu perlu ditata agar diperoleh hasil maksimal dari seluruh kegiatan itu.

Pendidikan yang berlangsung dalam lingkungan keluarga, masyarakat dan sekolah tidak berdiri sendiri-sendiri, melainkan harus merupakan satu keutuhan dengan sinergi maksimal. Karena merupakan satu keutuhan maka bagaikan rantai yang kekuatannya ditentukan oleh mata rantai terlemah, sistem pendidikan mengusahakan agar semua bagiannya tidak mengandung kelemahan. Sebaliknya malahan merupakan kekuatan yang saling menunjang.
Pada waktu ini semua bagian sistem pendidikan di Indonesia mengandung banyak kelemahan. Itu sebabnya produk pendidikan tidak mewujudkan hasil yang memuaskan dan memberikan dampak positif bagi perjuangan bangsa. Itu dapat dilihat pada mutu manusia Indonesia dalam berbagai aspek kehidupan, baik dalam rendahnya disiplin dan pengendalian diri, kemampuan hidup yang kurang efektif (apalagi efisien) dalam berbagai kejuruan dan profesi sehingga kurang ada daya saing terhadap bangsa lain, serta lemah dalam kehendak dan perbuatan. Masyarakat Indonesia tergolong masyarakat lunak (soft society) yang sangat medioker.
Baik pendidikan di lingkungan keluarga, di masyarakat maupun di sekolah belum berjalan sebagaimana mestinya. Malahan pendidikan di lingkungan keluarga, disingkat pendidikan keluarga, yang sebenarnya merupakan dasar bagi usaha pendidikan lainnya, terbukti paling banyak menunjukkan kelemahan. Sebab itu penataan sistem pendidikan harus dilakukan dengan memperbaiki mutu dan memperbanyak kegiatan pendidikan di seluruh sistem pendidikan dan terutama pendidikan keluarga. Selain itu harus terwujud koneksitas yang kongkrit antara tiga bagian sistem pendidikan itu.
Penataan struktur pendidikan tertuju terutama pada sistem pendidikan di sekolah dan di masyarakat. Perlu ada struktur dalam sistem sekolah dan sistem pendidikan masyarakat yang menjawab lebih tepat keperluan membentuk kemampuan hidup efektif untuk menjamin kelangsungan hidup bangsa (survival) dalam masyarakat dunia yang makin maju dan berubah secara cepat; serta mendukung pendidikan keluarga dalam membentuk manusia Indonesia yang berkepribadian dan berkarakter kuat.
Penataan pendidikan keluarga dipengaruhi banyak faktor, seperti kondisi dan kemampuan orang tua untuk memberikan pendidikan yang baik, kemampuan ekonomi keluarga, kondisi lingkungan dan lainnya. Karena kuatnya pengaruh negara dan masyarakat terhadap keluarga, maka faktor kepemimpinan nasional dan daerah amat berpengaruh terhadap penyelenggaraan pendidikan keluarga yang baik. Negara dan daerah yang berkondisi stabil serta sejahtera merupakan faktor amat penting bagi keluarga. Hal itu memungkinkan kondisi ekonomi yang baik pula bagi keluarga. Kalau kepemimpinan nasional dan daerah menunjukkan sikap dan perilaku yang patut menjadi tauladan, maka hal itu juga berpengaruh besar dalam suasana keluarga. Apalagi kalau ada usaha terarah dari Pemerintah dan Pemerintah Daerah untuk memberikan arahan dan pedoman bagi orang tua dalam mengasuh putera-puterinya, maka itu memperkuat usaha pendidikan keluarga secara efektif. Namun patut pula diperhatikan bahwa di masa kini dan masa depan kecenderungan kedua orang tua menempuh kehidupan karier makin besar. Hal itu akan memperkuat ekonomi keluarga, tetapi dapat berpengaruh kurang baik bagi pendidikan keluarga kalau tidak ada usaha yang mengimbangi, seperti kehadiran kakek dan nenek dalam keluarga.
Para orang tua perlu disadarkan bahwa pertumbuhan manusia sangat ditentuikan oleh pendidikan yang diperolehnya sejak dalam kandungan sampai ia dewasa, terutama sampai umur 10 tahun. Selain itu faktor gizi yang diperoleh anak sejak bayi turut menentukan pertumbuhan yang baik. Tidak kalah pentingnya adalah suasana keluarga yang riang, optimis dan penuh dinamika. Ini semua memerlukan usaha Pemerintah dan berbagai lembaga sosial dan keagamaan untuk terus menerus memberikan informasi dan pedoman kepada orang tua. Kecenderungan kalangan muda sekarang untuk mudah bercerai setelah menikah beberapa tahun dan mempunyai anak sangat merugikan pertumbuhan anak itu. Kalau menjadi kecenderungan umum, maka akan mengganggu perkembangan bangsa dalam banyak segi.
Koneksitas antara pendidikan keluarga, masyarakat dan sekolah yang berjalan baik menunjang pendidikan keluarga. Seperti pelaksanaan pendidikan berbasis masyarakat yang memungkinkan para orang tua berhubungan secara teratur dengan para guru sekolah dan pimpinan masyarakat akan merangsang para orang tua menjalankan fungsi pendidikannya dengan baik.
Penataan pendidikan masyarakat sebagai bagian sistem pendidikan erat hubungannya dengan penataan strukturnya. Yang terutama penting diperhatikan adalah usaha untuk memperbaiki nasib anak yatim piatu dan anak jalanan. Pemerintah bersama masyarakat harus membentuk organisasi yang mengurus anak-anak itu agar mereka mendapat pendidikan semestinya. Kegagalan negara dan masyarakat melakukan hal demikian berakibat fatal bagi masa depan bangsa, apalagi jumlah anak-anak demikian tidak sedikit. Demikian pula usaha untuk mengatur pedagang kaki lima yang sesuai dengan kepentingan mereka merupakan hal yang amat penting dan sekarang belum menunjukkan bukti keberhasilannya. Sebab utama kekurangberhasilan adalah pengaturan yang berorientasi pada kepentingan pemerintah dan kehidupan formal, bukan kepentingan pedagang kaki lima yang masih berada dalam kehidupan informal. Padahal sebenarnya di lingkungan pedagang kaki lima banyak terdapat jiwa kewirausahaan yang patut dikembangkan dan menguntungkan masa depan bangsa. Gerakan Pramuka dan Karang Taruna perlu dikembangkan terus dan ditingkatkan kemampuannya untuk memberikan pendidikan kepribadian dan kemampuan hidup. Adanya usaha masyarakat untuk mengadakan berbagai kursus dan latihan yang dapat menambah dan meningkatkan banyak kemampuan patut ditunjang dan dikembangkan terus. Sebab dalam kenyataan pendidikan sekolah tidak dalam segala hal memadai bagi kepentingan peserta didik.
Promosi Hidup Sehat untuk Anak Didik
Sekolah sebagai suatu satuan pendidikan pada suatu negara, memiliki peranan penting dalam menyampaikan pesan-pesan kesehatan kepada anak didik atau peserta didik yang mengikuti kegiatan pendidikan di dalam lingkungan pembelajaran. Kegiatan pendidikan yang mengandung aktivasi potensi kecerdasan anak didik akan memperkuat tujuan pendidikan yang diharapkan terwujud pad anak didik dengan ciri efisien dan efektif dalam proses pembelajarannya, serta efektif dan sustainabel dalam indikator capaian hasil pembelajarannya.
Promosi kesehatan dalam suatu sekolah dapat terindikasi dengan adanya tiga hal berikut; 1) masuknya nilai-nilai hidup sehat dalam isi kurikulum pendidikan sekolah; 2) adanya materi implementatif tentang hidup sehat dalam proses pembelajaran berbasis kurikulum sekolah; 3) terwujudnya karakter hidup sehat pada diri setiap anak didik setelah mengikuti proses pendidikan di sekolah.

Kebutuhan Anak Didik di Sekolah
Anak didik memiliki kebutuhan akan adanya udara yang sehat, makanan sehat, air yang sehat, interaksi sosial yang sehat, tempat tinggal yang sehat, daya gerak tubuh dan pola istirahat yang sehat, sampai pada aktifitas mental dan spiritual yang sehat, itu semua tentunya perlu menjadi perhatian bagi para penyelenggara dan pengelola sekolah.
Dalam Motivation and Personality (1954) Maslow menyatakan the Hierarchy of Needs yang menerangkan, bahwa ada 5 kebutuhan manusia yang perlu dipenuhi, yakni sebagai berikut:

Aktualisasi individu yang didasari akan terpenuhinya kebutuhan diri oleh faktor kebenaran (truth), keadilan (justice), kebijaksanaan (wisdom), dan kebermaknaan (meaning).
Harga diri yang didasari oleh terpenuhinya kebutuhan akan pengenalan dari lingkungan (recognition based external motivator), perhatian dari lingkungan (attention as external motivator), status sosial (social status as external motivator), prestasi diri (accomplishment as internal motivator), dan kehormatan diri (self-respect as internal motivator).
Sosialisasi yang didasari oleh tercukupinya kebutuhan akan pertemanan atau persahabatan (friendship),  menjadi bagian dari komunitas (belonging to a group), dan aktifitas mengasihi dan menerima kasih-sayang (giving and receiving love).
Keamanan yang dipenuhi dengan kebutuhan akan hidup di lokasi yang aman (living in a safe area), mendapat jaminan pengobatan (medical insurance), keamanan kerja (job security), dan pemasukan dana (financial reserve).
Fisiologis yang dicukupi oleh pemenuhan kebutuhan akan udara untuk bernafas (air), makanan (food), tidur (sleep) dan air untuk kehidupan fisik (water).


Meski pun demikian teori Maslow tentang Hirarki Kebutuhan, sesungguhnya tidaklah harus hirarkis diaplikasikan secara linear, dan boleh jadi acak, karena yang lebih tahu kebutuhan seorang manusia, tentu adalah sang manusia itu sendiri dan Tuhannya. Lebih lanjut, jika ingin mengetahui kebutuhan anak didik, maka tanyakanlah pada anak didik dan memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa agar kebutuhan anak didik dapat dipenuhi dengan sebaik-baiknya.

Gordon (1983) mengemukakan tentang tiga kebutuhan pokok yang perlu dipenuhi oleh pengelola sekolah bagi anak didiknya, yaitu:
Universal needs—kebutuhan yang diperlukan oleh seluruh siswa
Selective needs—kebutuhan yang diperlukan oleh siswa saat menghadapi masalah
Indicated needs—kebutuhan yang diperlukan siswa secara preventif

Adapun Wooley (2006) menyatakan pendapatnya tentang kebutuhan anak didik yang harus dipenuhi oleh pengelola sekolah adalah terkategori menjadi:
Makanan, dimana siswa memerlukan asupan makanan bergizi dan berimbang untuk memenuhi kadar energi yang diperlukan oleh tubuhnya dalam melaksanakan aktivitas pembelajaran.
Pakaian dan kelengkapan bersekolah, yaitu seragam dan pakaian non-seragam yang dibutuhkan siswa tuk mengikuti kegiatan pembelajaran di sekolah, beserta buku pelajaran, alat tulis, media dan alat peraga materi praktikum dan lain sebagainya.
Tempat tinggal, dimana siswa akan menetap dan hidup bersama keluarganya sebagai lokasi belajar utama selain di sekolah.
Interaksi sosial dalam sekolah, yakni kehidupan hubungan antara siswa dengan warga sekolah lainnya yang perlu diperhatikan, diatur dan diharmonisasikan guna menunjang perkembangan diri siswa.
Pengenalan diri pada lingkungan, dimana siswa perlu dikenalkan dan diakui keberadaannya oleh semua warga sekolah atas kerajinan, prestasi dan aktivitasnya.
Perilaku dan keyakinan, yakni setiap sikap yang telah menjadi bagian dari karakteristik pribadi siswa disertai keyakinannya dalam konteks beragama, itu semua harus diakomodasi oleh sekolah agar siswa bisa hidup dalam lingkungan pendidikan yang moderat terhadap dirinya untuk mengembangkan pribadinya.
Motivasi, yaitu kebutuhan jiwa pada siswa untuk memunculkan sikap yang dapat mengaplikasikan pelajaran hidup, wawasan ilmu pengetahuan dan praktik keterampilan di dalam sekolah.
Dengan demikian, bahwa siswa memiliki kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi dengan kadar yang berhubungan dengan konsep sehat, maka siswa atau anak didik yang ada di sekolah sangat perlu makanan yang bergizi seimbang dan tidak terkontaminasi bakteri dan zat kimia berbahaya, pakaian yang bersih dari kuman dan kotoran, udara yang tidak tercemar gas berbahaya dan beracun, air bersih tanpa kandungan zat padat dan bakteri berbahaya, alat tulis dan alat praktik belajar yang aman dan menyenangkan bagi siswa, hubungan antar siswa dan dengan staf akademik sekolah yang harmonis, kehidupan beribadah dan beragama yang sesuai dengan keyakinan masing-masing siswa pun diperbolehkan, pengakuan sekolah pada keberadaan siswa sebagai bagian dari keluarga besar sekolah, fasilitasi minat dan bakat siswa dalam kegiata kurikuler dan ekstrakurikuler sekolah, sampai keperluan akan adanya dorongan penyemangat prestasi belajar siswa berupa hadiah dan penghargaan ucapan terima kasih pun dibudayakan oleh sekolah guna memenuhi kebutuhan siswa supaya seluruh siswa dapat menjadi anak didik yang sehat jasmani dan rohani.

Judul: MENCIPTAKAN PENDIDIKAN EFEKTIF
Bahan ini cocok untuk Informasi / Pendidikan Umum bagian SISTEM PENDIDIKAN / EDUCATION SYSTEM.
Nama & E-mail (Penulis): Marjohan
Saya Guru di batusangkar
Topik: pendidikan efektif
Tanggal: 15 november 2007

MENCIPTAKAN PENDIDIKAN EFEKTIF

Oleh: Marjohan.
marjohanusman@yahoo.com

Kata efektif adalah sebuah kata yang mudah untuk diucapkan namun butuh usaha maksimum dan kontinyu untuk memperolehnya. Kata ini dapat bergabung dengan kata pendidikan menjadi "pendidikan yang efektif" dan selanjutnya kita dapat bertanya sudah efektifkah pendidikan kita atau hanya sekedar asal-asalan saja?

Dari tiga bentuk pendidikan yaitu pendidikan formal, informal dan non formal, maka pendidikan formal paling banyak disorot mulai dari mutu sampai dengan keefektifannya. Pendidikan formal yang mencakupi kurikulum, sarana, dan prasarananya dan lingkungan masyarakat yang ikut mempengaruhinya.

Apakah suatu pendidikan yang diselenggarakan sejak dari bangku SD sampai perguruan tinggi atau paling kurang sampai untuk tingkat SLTA sudah efektif atau belum. Keefektifan sebuah sekolah sangat dipengaruhi oleh latar belakang rumah tangga tempat asal anak-anak didik dan keadaan masyarakat sekeliling sekolah. Rumah tangga dan masyarakat yang memiliki SDM yang sangat memadai dan kondisi keuangan yang cukup mapan akan membantu terselenggaranya suatu sekolah yang efektif.

Sekolah yang efektif tentu akan menjadi sekolah idola dan akan diserbu oleh banyak calon anak didik setiap awal tahun pelajaran dimulai. Anak yang efektif sangat ditentukan oleh faktor rumah dan faktor sekolah yaitu rumah yang efektif dan sekolah yang efektif pula.

Kualitas seorang anak didik sangat ditentukan dan dipengaruhi oleh budaya dan suasana belajar di rumah dan di sekolah. Beberapa faktor pendukung kualitas anak di rumah adalah seperti tingkat sosial ekonomi dan Sumber Daya Manusia (SDM) orang tua serta pengaruh teman bermain dan hiburan. Sedangkan faktor pendukung di lingkungan sekolah adalah seperti tingkat SDM dan kehangatan pribadi guru, fasilitas penunjang, sarana belajar dan pengaruh budaya dan iklim belajar di sekolah itu sendiri.

Lebih dari separoh waktu kehidupan anak dihabiskan di rumah. Famili dan orang tua mempunyai peranan sangat besar dalam menentukan pribadi anak. Kualitas mereka sangat ditentukan oleh tingkat pendidikan (SDM) orang tua dalam mendidik dan menumbuhkembangkan konsep belajar dalam keluarga. Kemampuan ekonomi orang tua punya peran dalam menyediakan fasilitas belajar. Ada anak dengan tingkat pendidikan orang tua rendah, biasa berhasil dalam belajar karena orang tua cukup tebal isi kantongnya untuk membiayai saran belajar. Ada lagi sebagian anak yang berasal dari keluarga dengan ekonomi kurang mampu, tetapi juga berhasil dalam belajar, karena orang tuanya sendiri kaya dengan wawasan SDM. Yang sangat beruntung adalah anak yang memiliki orang tua dengan SDM tinggi, kantong tebal dan teman-teman bermain memberikan pengaruh positif dalam belajar.

Pendidikan yang efektif tentu akan didukung oleh komponen-komponen yang juga efektif. Mereka adalah seperti sekolah efektif, kepala sekolah efektif, guru efektif dan murid yang efektif.

Sekolah yang efektif tentu mempunyai standar indikator seperti yang digambarkan oleh Sergio Vanio. Ia mengatakan bahwa kalau sekolah efektif murid-muridnya dinilai setiap tahun oleh pihak yang independen maka skor penilaiannya selalu meningkat. Murid-murid di sekolah itu sangat antusias dalam belajar dan ini tercermin dalam peningkatan prosentase kehadirannya. Guru sangat konsekwen dalam memberikan pekerjaan rumah (PR) dan menilai PR itu dengan konsisten. Sekolah memiliki program dan jadwal ekstrakurikuler di sekolah itu terdapat partisipasi orang tua dan masyarakat untuk peduli terhadap perkembangan dan kemajuan sekolah tersebut.

Sekolah efektif sangat menghargai waktu dan akan memanfaatkannya ibarat memanfaatkan uang. Tentu saja sebagian besar waktu itu digunakan untuk belajar. Guru-guru di sekolah yang efektif mampu melaksanakan proses belajar mengajar yang bebas dari gangguan dan memberikan pekerjaan rumah dengan cara bertanggung jawab. Sekolah ini mulai dan mengakhiri kegiatan belajar betul-betul tepat waktu. Sementara itu dalam sekolah yang tidak efektif, guru-guru cenderung tidak mendukung pemahaman tujuan sekolah.

Sekolah yang efektif tentu berada di belakang pimpinan kepala sekolah yang efektif pula. Seorang kepala sekolah akan menentukan jatuh atau bangunnya kualitas suatu sekolah. Kepala sekolah asal-asalan cenderung untuk menghancurkan budaya dan iklim belajar sekolah. Sedangkan kepala sekolah yang efektif selalu komit dengan misi dan visi yang mengangkat dan melestarikan kualitas sekolahnya.

Salfen Hasri (2004;20) mendeskripsikan tentang kepala sekolah yang efektif, yang antara lain sebagai berikut: punya visi dan merealisasikannya bersama guru dan staf. Ia mempunyai harapan yang tinggi pada prestasi, selalu mengamati kualitas guru dan kualitas anak didik serta mendorong pemanfaatan waktu. Disamping itu seorang kepala sekolah yang efektif selalu memonitor prestasi individu guru, staff, siswa dan sekolah.

Kepala sekolah yang efektif sangat sadar bahwa keberadaan siswa adalah titik pokok dalam dunia pendidikan (di sekolah), maka ia sangat memonitor perkembangan siswa yang tercermin dalam peningkatan kualitas nilai tes yang bersih dari rekayasa dan manipulasi data. Ia melowongkan waktu (punya jadwal) untuk mengamati guru dalam kelas dan senantiasa berdialog tentang problem dan perbaikan pengajaran/kelas.

Kepala sekolah menjadi efektif karena ia mampu menjadi pemimpin yang efektif. Me Clure (dalam Salfen Hasri, 2004) mengatakan bahwa pemimpin yang efektif adalah pemimpin yang mampu dalam berbagi tugas bersama siapa yang memiliki kompetensi untuk pekerjaan khusus.

Seorang pemimpin yang efektif harus mampu untuk melaksanakan "problem solving" dan "decision making", memiliki bakat memimpin serta mampu untuk bersosial yaitu untuk bekerja sama. Namun dari hasil penelitian menunjukkan bahwa kepala sekolah sedikit sekali yang menghabiskan waktu untuk urusan kurikulum dan pengajaran.
Pengertian Karier September 6, 2007
Filed under: Uncategorized — antobey @ 2:53 am

Karier adalah keseluruhan pekerjaan baik yang digaji maupun yang tidak digaji, suatu proses belajar dan peran-peran yang disandang sepanjang hidup. Biasanya, istilah karier berkaitan dengan pekerjaan yang menghasilkan uang dan merupakan suatu pekerjaan tunggal. Namun saat ini, dalam dunia kerja, istilah karier dipandang sebagai suatu proses belajar dan pengembangan diri yang berkesinambungan. Kegiatan yang dapat disebut sebagai karier dan penunjangnya antara lain : kerja praktek, keterlibatan dalam masyarakat,kegiatan wirausaha, kegiatan budaya, pelatihan, pendidikan, minat, olah raga, dan pekerjaan sosial.


Jalur karir
Tujuan / sasaran karir
Perencanaan karir
Pengembangan karir
Manajemen karir
Konseling karir
MANAJEMEN KARIR
I. KARIR Karir adalah sebuah perjalanan proses menuju tingkat yang lebih baik dalam lingkup pekerjaan
II. JALUR KARIR Jalur karir selalu bersifat ideal dan normatif. Artinya dengan asumsi setiap pegawai mempunyai kesempatan yang sama dengan pegawai lain, maka setiap pegawai mempunyai kesempatan yang sama untuk mencapai tujuan karir tertentu
III. TUJUAN KARIR Tujuan atau sasaran karir adalah posisi atau jabatan tertentu yang dapat dicapai oleh seorang pegawai bila yang bersangkutan memenuhi semua syarat dan kualifikasi yang dibutuhkan untuk melaksanakan jabatan tersebut.
Perencanaan karir pegawai harus dilakukan oleh kedua belah pihak yaitu pegawai yang bersangkutan dan organisasi. IV. PERENCANAAN KARIR
Dengan identifikasi potensi, dan hasil working performance , maka karir akan lebih mudah dikembangkan menuju tingkat yang lebih tinggi V. PENGEMBANGAN KARIR
Meripakan sebuah proses dari perencanaan karir hingga langkah langkah pencapaian sasaran VI. MANAJEMEN KARIR
Adalah saranan bantu dalam menganalisa hambatan, key factor dalam pencapaian karier. VII. KONSELING KARIR
RUANG LINGKUP
Recruitment
Penempatan
Pelatihan & Pengembangan
Decruitment: Pensiun, Demosi…
AKTIVITAS MANAJEMEN KARIR
PERAN ORGANISASI DALAM MANAJEMEN KARIR
Menyediakan Employee Assessment dan Career Planning Workshops
Mengadakan Career Coaching Workshops untuk Para Manajer
Mendirikan Employee Career Centers
Mengurus Internal Job dan Talent Banks.










Tidak ada komentar:

Posting Komentar